Diluar ketiga kondisi tersebut, bisa jadi Anda mengalami keputihan. Tentu paling mudah untuk membedakan cairan vagina yang normal dengan yang abnormal adalah mengecek cairan vagina itu sendiri. Pada kondisi normal,cairan vagina tidak berbau kemudian warnanya bening sampai agak keputihan serta tingkat kekentalan cair berlendir.
Keluarnya cairan vagina yang abnormal bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, parasit dan virus. Keempat penyebab keputihan tersebut memiliki ciri yang berbeda-beda. Dari keempat penyebab keputihan ternyata keputihan yang disebabkan oleh bacterial vaginosis (BV) menjadi penyebab paling umum bahkan satu dari tiga wanita pernah mengalaminya. Namun, banyak wanita yang belum memahamin hal ini karena BV tidak bergejala.
Penyebab keputihan karena bakteri
Sesuai dengan namanya, keputihan ini terjadi karena ada bacterial vaginosis, seperti Gardnerella Mobiluncus, Bacteroi des, ataupun Mycoplasma. Meski penyebab BV belum dipahami, tetapi BV terjadi ketika lingkungan normal vagina berubah menjadi lebih basa karena bakteri normal (lactobacillus) hanya ada sedikit sementara pertumbuhan bakteri jenis lain jauh lebih banyak.
Penyebab keputihan karena bakteri
Faktor yang memicu seorang wanita mengalami bacterial vaginosis memang belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa hal diduga menjadi pemicunya, seperti
- Kehamilan
- Penggunaan alat kontrasepsi spiral atau IUD
- Melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan
- Melakukan seks oral
- Penggunakan sabun yang mengandung obat
- Penggunakan sabun wangi untuk vagina atau deodoran vagina
- Penggunaan deterjen yang kuat untuk mencuci pakaian
- Merokok
- Perubahan hormon selama siklus menstruasi
- Faktor genetik
- Cairan berwarna putih keabu-abuan
- Cairan encer
- Cairan berbau tidak sedap seperti bau amis, terutama bau akan tercium sangat tajam setelah berhubungan seksual serta menyebabkan darah menstruasi berbau tidak sedap.
- BV tidak selalu menyebabkan nyeri, gatal, atau iritasi ringan pada area vagina
Bakteri vaginosis (BV) umumnya tidak menyebabkan komplikasi, tetapi kadang-kadang wanita dengan BV bisa menyebabkan hal-hal ini:
- Kelahiran prematur. Wanita hamil dengan BV disebut-sebut berkaitan dengan kelahiran bayi prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah.
- Infeksi seksual menular. Wanita yang terdiagnosa BV ternyata lebih rentan mengalami infeksi menular seksual, seperti HIV, virus herpes simpleks, klamidia atau gonore.
- Risiko terinfeksi setelah operasi ginekologi. Wanita dengan BV risikonya lebih tinggi mengalami infeksi setelah prosedur operasi ginekologi seperti histerektomi atau dilatasi dan kuret.
- Penyakit radang panggul. Bakteri vaginosis kadang-kadang menyebabkan penyakit radang panggul, infeksi rahim dan tuba falopi yang dapat meningkatkan risiko ketidaksuburan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar